Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif untuk mengidentifikasi kesenjangan antara pengetahuan dan perilaku mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya terkait faktor risiko diabetes yang dapat dimodifikasi. Sampel diambil secara purposive sampling, dengan melibatkan 100 mahasiswa dari berbagai angkatan. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, serta wawancara mendalam untuk mendukung temuan kualitatif. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial untuk memahami pola pengetahuan dan perilaku mahasiswa.
Penelitian ini berfokus pada variabel-variabel seperti pengetahuan tentang diabetes, kebiasaan hidup, dan perilaku kesehatan yang berhubungan dengan risiko diabetes, seperti pola makan, aktivitas fisik, dan manajemen stres. Pengumpulan data dilakukan dalam rentang waktu tiga bulan, dengan pengawasan langsung dari peneliti untuk memastikan keakuratan data. Analisis data dilakukan menggunakan software statistik untuk menentukan hubungan antara tingkat pengetahuan dan implementasi perilaku sehat di kalangan mahasiswa.
Hasil Penelitian Farmasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun mayoritas mahasiswa memiliki pengetahuan yang cukup tentang diabetes dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, terdapat kesenjangan yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku yang diterapkan. Sebagai contoh, 85% dari responden mengetahui pentingnya pola makan sehat dalam pencegahan diabetes, namun hanya 40% yang benar-benar menerapkan pola makan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, meskipun 90% dari mahasiswa sadar akan pentingnya aktivitas fisik untuk mengurangi risiko diabetes, hanya 30% yang rutin berolahraga sesuai rekomendasi. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor lain, seperti kesibukan akademik dan kurangnya motivasi, dapat mempengaruhi penerapan perilaku sehat meskipun pengetahuan sudah memadai.
Diskusi
Kesenjangan antara pengetahuan dan perilaku ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tekanan akademik, kurangnya waktu, dan ketidakmampuan untuk memprioritaskan kesehatan di tengah-tengah tuntutan kuliah. Meskipun mahasiswa memiliki akses informasi yang cukup mengenai risiko diabetes, mereka mungkin merasa sulit untuk mengintegrasikan pengetahuan ini ke dalam rutinitas harian mereka, terutama dalam konteks lingkungan kampus yang serba cepat.
Diskusi lebih lanjut menekankan pentingnya intervensi yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga mendorong perubahan perilaku yang nyata. Misalnya, program kesehatan kampus yang lebih terstruktur, seperti penyediaan makanan sehat di kantin dan kelas olahraga teratur, dapat membantu mengurangi kesenjangan ini. Penyuluhan yang lebih intensif tentang manajemen stres dan waktu juga bisa menjadi solusi untuk meningkatkan penerapan perilaku sehat di kalangan mahasiswa.
Implikasi Farmasi
Dalam konteks farmasi, temuan ini menekankan pentingnya peran apoteker dan tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi yang efektif dan berkelanjutan terkait pencegahan diabetes. Apoteker diharapkan tidak hanya menyediakan informasi mengenai risiko penyakit tetapi juga memotivasi pasien untuk mengubah gaya hidup mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui konseling yang lebih personal dan terarah serta penyediaan program-program pencegahan di apotek.
Implikasi lainnya adalah perlunya integrasi antara pendidikan farmasi dan promosi kesehatan, di mana mahasiswa farmasi dilibatkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada pencegahan diabetes. Ini tidak hanya akan meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai pentingnya pencegahan penyakit, tetapi juga memberikan mereka pengalaman langsung dalam mempromosikan kesehatan kepada masyarakat.
Interaksi Obat
Interaksi obat merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen diabetes, terutama bagi mereka yang menggunakan terapi farmakologis. Pengetahuan mengenai interaksi antara obat antidiabetik dan obat lain, seperti antihipertensi atau statin, sangat penting untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan. Mahasiswa farmasi harus memahami bagaimana kombinasi obat dapat mempengaruhi efikasi pengobatan dan bagaimana cara mengelola interaksi obat dengan aman.
Pendidikan yang menekankan pada simulasi kasus dan studi klinis dapat membantu mahasiswa farmasi untuk lebih peka terhadap potensi interaksi obat dalam praktik klinis. Ini akan mempersiapkan mereka untuk memberikan rekomendasi yang lebih tepat kepada pasien dan profesional kesehatan lainnya, serta untuk mengurangi risiko komplikasi yang disebabkan oleh interaksi obat yang tidak dikelola dengan baik.
Pengaruh Kesehatan
Pengaruh kesehatan dari kesenjangan antara pengetahuan dan perilaku ini cukup signifikan. Ketidakmampuan untuk menerapkan perilaku sehat meskipun memiliki pengetahuan dapat meningkatkan risiko terkena diabetes dan komplikasi terkait. Dalam jangka panjang, hal ini tidak hanya berdampak pada kualitas hidup mahasiswa, tetapi juga pada beban ekonomi yang harus ditanggung oleh sistem kesehatan.
Selain itu, kegagalan untuk mengadopsi perilaku pencegahan yang efektif juga dapat mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa, mengingat tekanan dari risiko penyakit kronis. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang mencakup promosi kesehatan fisik dan mental harus diterapkan untuk memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya tahu apa yang harus dilakukan untuk mencegah diabetes, tetapi juga memiliki sumber daya dan dukungan untuk melakukannya.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku terkait faktor risiko diabetes yang dapat dimodifikasi di kalangan mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya. Meskipun pengetahuan tentang pentingnya pola makan sehat dan aktivitas fisik tinggi, implementasi perilaku ini masih rendah. Faktor-faktor seperti tekanan akademik, kurangnya waktu, dan prioritas yang salah dapat berkontribusi terhadap kesenjangan ini.
Diperlukan upaya lebih lanjut untuk menjembatani kesenjangan ini melalui intervensi yang holistik dan berkelanjutan. Melibatkan mahasiswa dalam program-program promosi kesehatan yang lebih aktif serta menyediakan dukungan yang memadai di lingkungan kampus adalah langkah-langkah penting yang harus diambil.
Rekomendasi
Berdasarkan temuan penelitian, disarankan agar Fakultas Farmasi Universitas Surabaya mengembangkan program promosi kesehatan yang lebih terstruktur, termasuk penyuluhan tentang pentingnya manajemen waktu dan stres, serta menyediakan fasilitas untuk mendukung gaya hidup sehat, seperti pusat kebugaran dan pilihan makanan sehat di kantin.
Selain itu, perlu adanya integrasi materi pencegahan penyakit kronis dalam kurikulum, yang tidak hanya menekankan aspek teoritis tetapi juga praktis. Mahasiswa harus diberikan lebih banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mendukung perilaku sehat, seperti kampanye kesehatan atau klinik lapangan, sehingga mereka dapat merasakan dampak nyata dari pengetahuan yang mereka miliki.